Validitas Penelitian
Validitas
Dalam penelitian, kita perlu mengenal yang dinamakan validitas agar penelitian dapat terpercaya dan diakui oleh peneliti lain. Menurut Azwar (1996) Validitas berasal dari kata validy yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Berarti validitas adalah instrument dimana sebuah penelitian harus disesuaikan dengan teori, metode, atau apapun yang berhubungan dengan unsur penelitian sehingga dapat dinyatakan dengan tepat. Oleh karena itu validitas harus diuji dengan baik agar disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. Suatu tes bisa dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakan tes tersebut. Suatu tes yang memiliki hasil yang tidak tepat dikatakan memiliki validitas yang rendah.
Sisi lain yang berkaitan dengan validitas adalah kecermatan. Suatu tes yang memiliki validitas yang tinggi, selain menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan yang tinggi. Artinya, kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Sebagai contoh adalah dalam mengukur motivasi. Tentunya seorang peneliti yang membuat instrumen motivasi ini berharap agar instrumen penelitiannya bisa berfungsi dengan benar untuk mengukur motivasi. Syaratnya instrumen itu harus memiliki validitas yang tinggi.
Validitas dalam ilmu sosial dibagi menjadi dua bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat dan waktu pengukuran. Sedangkan validitas internal adalah berkaitan dengan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur.
Menurut Burhan dkk (2000) validitas dapat dilihat melalui kategori datanya. Pertama berupa analisis dari data rasional, dan kedua berupa analisis data empirik. Kedua kategori tersebut memiliki pengujian masing-masing. Untuk data rasional terdapat validitas isi dan validitas kontruk, sedangkan data empirik terdapat validitas empirik dan validitas ramalan.
Dalam penelitian, kita perlu mengenal yang dinamakan validitas agar penelitian dapat terpercaya dan diakui oleh peneliti lain. Menurut Azwar (1996) Validitas berasal dari kata validy yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Berarti validitas adalah instrument dimana sebuah penelitian harus disesuaikan dengan teori, metode, atau apapun yang berhubungan dengan unsur penelitian sehingga dapat dinyatakan dengan tepat. Oleh karena itu validitas harus diuji dengan baik agar disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. Suatu tes bisa dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakan tes tersebut. Suatu tes yang memiliki hasil yang tidak tepat dikatakan memiliki validitas yang rendah.
Sisi lain yang berkaitan dengan validitas adalah kecermatan. Suatu tes yang memiliki validitas yang tinggi, selain menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan yang tinggi. Artinya, kecermatan dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Sebagai contoh adalah dalam mengukur motivasi. Tentunya seorang peneliti yang membuat instrumen motivasi ini berharap agar instrumen penelitiannya bisa berfungsi dengan benar untuk mengukur motivasi. Syaratnya instrumen itu harus memiliki validitas yang tinggi.
Validitas dalam ilmu sosial dibagi menjadi dua bentuk, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal menunjukkan kemampuan pengukuran untuk diterapkan secara umum pada berbagai obyek, tempat dan waktu pengukuran. Sedangkan validitas internal adalah berkaitan dengan kemampuan instrumen penelitian untuk mengukur apa yang ingin kita ukur.
Menurut Burhan dkk (2000) validitas dapat dilihat melalui kategori datanya. Pertama berupa analisis dari data rasional, dan kedua berupa analisis data empirik. Kedua kategori tersebut memiliki pengujian masing-masing. Untuk data rasional terdapat validitas isi dan validitas kontruk, sedangkan data empirik terdapat validitas empirik dan validitas ramalan.
- Validitas Isi adalah menunjukkan data dalam tes dapat mencakup keseluruhan kawasan isi yang akan diukur oleh tes tersebut. Pengertian “mencakup keseluruhan kawasan isi” tidak hanya berarti konherensif tetapi isinya juga harus relevan dan tidak keluar dari batasan. Untuk mengetahui validitas isi dapat dilakukan dengan melihat apakah item-item dalam tes yang ditulis sesuai dengan blue print. Artinya apakah sesuai dengan batasan domain ukur yang telah ditetapkan dan sesuai ukuran dengan indikator perilaku yang akan diungkapkan. Sebuah validitas ini harus diuji oleh (expert judgement) atau penilai ahli sesuai dengan bidangnya. Contohnya seperti proposal penelitian yang isinya berupa tujuan, deskripsi, teori, dan lainnya harus diuji dengan alat ukurnya yang tepat.
- Validitas Konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes mengukur konstruk teoritis yang akan diukur. Validitas konstruk dapat diukur dengan analisa statistika, seperti analisis faktor dan pendekatan multitraid dan multimethod. Prosedur pengujian validitas konstruk berangkat dari hasil komputasi interkorelasi diantaranya berbagai hasil tes dan kemudian diikuti oleh analisis tebih lanjut terhadap matriks korelasi yang diperoleh, melalui berbagai metode. Sebuah validitas ini juga harus diuji oleh (expert judgement) atau penilai ahli sesuai dengan bidangnya. Contohnya jika sebuah penelitian dilihat sebuah konsep-kontruknya seperti kuisioner harus sesuai dengan bulir teorinya.
- Validitas Empirik adalah validitas yang dapat diukur dengan menggunakan uji coba yang berwujud data kuantitatif. Validitas sebuah data tersebut bisa menggunakan berbagai rumus statistik yang dapat mengukur sejauh mana data tersebut valid/tepat. Jadi dalam validitas ini data dapat diukur dengan pasti sehingga mengetahui ketepatan data yang didapat. Untuk mengujinyna, peneliti harus menggunakan berbagai uji statistik yang tepat dan sesuai dengan pembahasan yang ada. Contohnya mencari hubungan korelasi x dan y dengan menggunakan korelasi spearman.
- Validitas Ramalan adalah validitas yang dapat mengukur hasil prediksi sebuah kejadian yang dapat diramalkan. Jadi validitas ini lebih menunjuk kepada sebuah data yang dapat diprediksikan untuk kedepannya sehingga sesuai dengan permasalahan selanjutnya. Pengujiannya bisa dilakukan dengan literasi yang ada sebelumnya yang relevan. Contohnya sebuah ujian masuk universitas harus bisa meramalkan kalau calon mahasiswanya dapat menyelesaikan kuliah dengan baik dan tepat waktu.
Melengkapinya silahkan baca Reliabilitas
Hargai penulis secara ilmiah dengan memasukkan:
Freddy Yakob. 2014. Validitas Penelitian.