Pengertian Hipotesis
Menurut Prof. Dr. S.
Nasution (2000), hipotesis ialah pernyataan tentative yang merupakan
dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya.
Menurut Zikmund
(1997:112), “Unproven proposition or supposition that tentatively explains certain
facts or phenomena; a probable answer to a research question”. Hipotesis
merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentative
menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang
memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset.
Menurut Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Menurut Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan semnatara dari suatu fakta yang dapat diamati.
Menurut Good dan scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis
adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk
sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun
kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk
langkah-langkah selanjutnya.
Menurut Sudjana
(1992:219), hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti
(2007:137), hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu
kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.
Menurut Kerlinger
(2000: 30) Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.
Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum maupun khusus-variabel
yang satu dengan variabel lainnya. Hipotesis juga disebut sebagai pernyataan
tentang relasi antara variabel-varibel yang ada.
Hipotesis mengandung variabel yang dapat diukur dan menunjuk
secara jelas dan tegas cara variabel-variabel yang berhubungan. Oleh karena itu
Hipotesis menjadi salah satu kunci dasar dalam paradigma kuantatif.
Dalam pembuatan sebuah hipotesis diperlukan masalah agar
mampu membuat sebuah pernyataan yang tepat. Dari masalah penelitian tersebut,
peniliti akan membedah tiap variabel yang ada untuk ditemukan titik temu yang
tepat.
Berikut ini tiga alasan bahwa Hipotesis menjadi alat yang
penting dan mutlak dalam penelitian ilmiah seperti yang dituliskan pada buku
Kerlinger (2000: 32), yaitu:
- Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Maksudnya hipotesis menjadi lahan utama yang akan menopang dan menjabarkan sebuah teori dalam penelitian. Contohnya jika teori komunikasi massa Uses and Gratifications, yang mengatakan kalau media digunakan untuk pemenuhan kebutuhan bias menjadikan hipotesis berkaitan dengan pengaruh dalam sebuah media massa terhadap penontonnya.
- Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan betul atau salahnya. Hipotesis disebutkan sebagai alat ukur berupa angka pasti sehingga pengujiannya dapat dipastikan dengan berbagai cara dan metode tentang variabel terkait.
- Alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat ‘keluar’ dari dirinya sendiri. Jadi hipotesis disini disebutkan sebagai pengujian yang bebas dari nilai dan pendapat manusia, sehingga mendapatkan hasil yang tak bisa sesuai keinginan peneliti.
Menurut Kerlinger (2000: 41) Hipotesis pun memiliki kekuatan
istimewa dalam penelitian, diantaranya:
- Penjelas yang menjadi subtansi sebuah teori yang ssitematis. Maksudnya hipotesis yang ada dibuat karena adanya uji empiris yang akan menjelaskan sebuah fenomena.
- Suatu hipotesis adalah ramalan. Hipotesis disini akan bertindak dengan sangat baik untuk membuat sebuah prediksi atas sebuah fenomena yang ada
- Peneliti tidak membedakan bukti positif dan bukti negatif. Jadi hipotesis akan berperan penting menjaga sifatnya yang objektif sehingga tidak dapat diolah oleh peneliti.
Hipotesis
yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Hipotesis harus mempunyai daya penjelas. Sebuah hipotesis harus memiliki sebuah penjelasan saat dituliskan sehingga arah dan tujuan penelitian dapat diketahui dengan mudah. Jadi sebuah hipotesis dapat menjelaskan tujuan penelitian tersebut.
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variable. Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.
- Hipotesis harus Dapat Diuji. Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.
- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan. Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar.Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.
- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana. Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.
Macam-macam
Hipotesis
- Hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji. Dalam Hipotesis ini peneliti menganggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Misalnya: Terdapat pengaruh antara media dengan tingkah laku masyarakat.
- Hipotesis operasional. Hipotesis operasional merupakan Hipotesis yang bersifat obyektif. Artinya peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya, bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol (H0). H0 digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan penelitian. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara media dengan tingkah laku masyarakat.
- Hipotesis statistik. Hipotesis statistik merupakan jenis Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: s > 2,5
Hargai penulis secara ilmiah dengan memasukkan:
Freddy Yakob. 2014. Pengertian Hipotesis.